Sebagai bagian dari masyarakat akademis, kompetensi menulis yang bisa ditekuni oleh mahasiswa adalah kegiatan jurnalistik. Kegiatan ini pada hakikatnya melibatkan aktifitas mencari informasi, kemudian mencatatnya, lalu disebarkan. Adapun sistem yang mengatur Jurnalistik inilah yang disebut dengan Pers secara keseluruhan. Pada kesempatan kali ini, Mada Wijaya Kusumah, M.Pd, ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam di STIBA Ar-Raayah, akan berbicara seputar Peran Pers Islam Dalam Dakwah di Era Digital.
Dalam dunia pers kita akan mengenal dua kutub besar yang mewarnai kegiatan jurnalistik di era saat ini, yaitu pers yang membawa nilai-nilai peradaban Barat dan pers bernilaikan nilai-nilai Islam. Perbedannya berkisar pada konten berita yang akan disampaikan kepada khalayak umum dan kode etik jurnalistik yang digunakan oleh wartawan dalam mencari dan menyampaikan berita. Mada Wijaya menjelaskan, bahwa Pers di Barat itu mengungkapkan pergulatan politik dan pemikiran-pemikiran yang terjadi di kalangan mereka. Walhasil, jika kita membeli buku terjemahan (dari buku pers Barat) maka sebenarnya tidak akan mengusik hal-hal yang berkaitan dengan pers Indonesia. Kita hanya akan dibawa untuk mengenal persoalan yang terjadi di dunia mereka (pers Barat). Selain itu, ciri yang melekat pada pers Barat adalah mencari manfaat dari sisi materil semata, merubah kegiatan informasi menjadi bahan komoditi sambil juga memperkenalkan nilai sekularisme yang dianutnya.
Adapun pers Islam, hakikatnya ia merupakan unsur kecil dari apa yang dinamakan sebagai Peradaban Islam, peradaban yang sangat besar dan pernah memimpin dunia dalam jangka waktu yang tidak sebentar. Peradaban dapat didefinisikan sebagai kumpulan konsep-konsep tentang kehidupan (Majmu’ Mafahim ‘an Hayah ). Jika tsaqafah Islam itu kental dengan Aqidah dan ajarannya yang murni, maka begitu juga pada peradaban Islam. Menjadi kewajiban bagi setiap muslim, untukselalu menjaga kemurniaannya.
Salahsatu karya ilmiah yang bisa dijadikan rujukan untuk membicarakan Pers dalam sudut pandang Islam adalah tesis dari Syekh Ismed Hamori. seorang mubaligh Palestina yang tinggal di Indonesia. Tulisan beliau berkenaan tentang bagaimana dunia komunikasi di dalam negara Khilafah, dengan berusaha menampilkan sudut pandang Islam dalam setiap sisi pers itu sendiri.
Peran pers Islam dalam dunia dakwah sangatlah vital. Ia mempunyai tugas penting untuk memberikan gambaran yang baik seputar Islam. Sebab bagaimana mungkin seorang da’i akan mendakwahi orang-orang di luar Islam, jika mereka mendapatkan gambaran yang tidak tepat tentang Islam itu sendiri. Di sisi lain, pers dibebani tanggung jawab besar yaitu menampilkan kekuatan Islam kepada musuh, yang dengannya dapat membuat musuh menjadi gentar. Umpamanya , kita memerlukan informasi tentang pasukan Islam yang syahid di medan tempur, tentara yang disiplin dalam mengatur strategi perang dan semisalnya.
Intinya, pers Islam dibangun diatas semangat untuk mendorong setiap muslim menyampaikan ruh kebaikan yang berasaskan al-Quran dan as-Sunnah. Memegang prinsip yang jelas, yaitu kejujuran dalam menyampaikan berita dan jeli dalam memperhatikan adab saat menyampaikan, dimana tidak semua yang diketahui harus disampaikan secara langsung tanpa diklarifikasi terlebih dahulu.